Universitas Gadjah Mada Bidang Kajian Microeconomics Dashboard
Fakultas Ekonomika dan BIsnis
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Kajian
  • hal. 3
Arsip:

Kajian

Kajian Vol. 5 Environmental Economics: Analisis Korelasi Antara Polusi Udara dan Produktivitas Tenaga Kerja di Indonesia

Ekonomika KetenagakerjaanKajian Selasa, 28 November 2023

Ditulis oleh:

Azzahra Safira Romadhina, Ghozi Naufal Ali, Ester Dwi Sabtu, Qisha Quarina

Bidang Kajian Microeconomics Dashboard
Laboratorium Ilmu Ekonomi FEB UGM

November 2023

Highlights:

  • Polusi udara merupakan isu lingkungan yang menjadi perhatian secara global.
  • Di Indonesia sendiri, polusi udara mengalami tren yang fluktuatif sepanjang 2010-2019, yang disebabkan beberapa faktor seperti peningkatan penggunaan kendaraan bermotor, aktivitas ekonomi, dan terjadinya kebakaran hutan di beberapa wilayah di Indonesia.
  • Di sisi lain, produktivitas pekerja Indonesia menunjukkan tren yang positif sepanjang 2010-2019.
  • Hasil analisis korelasi menunjukkan adanya hubungan yang positif antara tingkat polusi udara dan produktivitas pekerja di Indonesia pada periode 2010-2019.
  • Perkembangan pembangunan ekonomi dan hipotesis Environmental Kuznet Curve (EKC) menjadi salah satu penjelasan mengenai hubungan positif tersebut dalam kasus negara berkembang seperti Indonesia.
  • read more

    Kajian Vol.3: The Economics of (Polygyny) Marriage (Part 2): Analisis Deskriptif Perbandingan Karakteristik Rumah Tangga dan Outcome Anak Rumah Tangga Monogami dan Poligini di Indonesia

    Ekonomika KependudukanKajian Rabu, 22 November 2023

    Ditulis oleh:

    Ester Dwi Sabtu, Akmal Shalahuddin, Ahmad Taqiyuddin, Fadila Amaliah, Qisha Quarina

    Bidang Kajian Microeconomics Dashboard
    Laboratorium Ilmu Ekonomi FEB UGM

    November 2023

    Highlights:

  • Dalam kajian ini digunakan berbagai indikator ekonomi, sosial, dan demografi untuk melihat perbedaaan pada rumah tangga poligini dan monogami.
  • Tingkat pendidikan dan status kesehatan suami (ayah) dan istri (ibu) pada rumah tangga poligini ditemukan lebih rendah dibandingkan rumah tangga monogami.
  • Terlihat adanya fenomena assortative mating dalam memilih pasangan di kedua tipe rumah tangga.
  • Jumlah anggota rumah tangga pada rumah tangga poligini lebih tinggi dibandingkan monogami, sehingga berdampak pada alokasi sumber daya dalam rumah tangga.
  • Anak dari rumah tangga poligini memiliki lama tahun bersekolah yang lebih rendah dibandingkan anak dari rumah tangga monogami. Sedangkan status kesehatan anak, yang ditunjukkan dari nilai BMI, dari rumah tangga poligini juga relatif lebih buruk, khususnya untuk anak usia dewasa di atas 19 tahun.
  • Keterbatasan utama pada kajian ini adalah ketimpangan sampel antara rumah tangga poligini dan monogami yang cukup jauh. Studi-studi selanjutnya dapat membantu mengisi kesenjangan literatur dengan metode dan data yang lebih baik.
  • read more

    The Economics of (Polygyny) Marriage (Part 1): Kajian Teoritis dan Empiris

    Ekonomika KependudukanKajian Senin, 17 April 2023

    Ditulis Oleh:

    Wan Hasjim Omar Jacob Saleh, Ester Dwi Sabtu, Ahmad Taqiyuddin, Qisha Quarina

    Bidang Kajian Microeconomics Dashboard
    Laboratorium Ilmu Ekonomi FEB UGM

    April 2023

    Highlights:

    • Teori ekonomi pernikahan dikembangkan pertama kali oleh Gary Becker pada 1973.
    • Eksklusivitas dalam relasi pernikahan dibagi menjadi dua, yaitu monogami dan poligami; dimana keduanya dipengaruhi antara lain oleh faktor budaya, agama, sosial, ekonomi, maupun demografi.
    • Poligami dibagi menjadi dua, yaitu poligini dan poliandri; poligini merupakan rumah tangga dengan satu suami dan lebih dari satu istri, sedangkan poliandri merupakan rumah tangga dengan satu istri dan lebih dari satu suami. 
    • Secara umum, pernikahan poligini cenderung memiliki karakteristik seperti berasal dari status sosial ekonomi yang relatif rendah dan terjadi pada wanita dengan pendidikan rendah.
    • Mayoritas studi empiris terdahulu menunjukkan bahwa praktik poligini berdampak negatif terhadap kesejahteraan keluarga, istri, dan outcome anak; namun, terdapat pula beberapa penelitian yang menunjukkan dampak positif dari praktik pernikahan poligini.
    © Microeconomics Dashboard Laboratorium Ilmu Ekonomi FEB UGM. Dilarang menyebarkan dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi kajian ini untuk tujuan komersial tanpa izin dari Microeconomics Dashboard Laboratorium Ilmu Ekonomi FEB UGM.

    Pendahuluan

    Diskursus mengenai eksklusivitas relasi dalam pernikahan masih terjadi. Eksklusivitas dalam relasi pernikahan dibagi menjadi dua, yaitu monogami dan poligami. Pernikahan monogami dan poligami dipengaruhi antara lain oleh faktor budaya, agama, sosial, ekonomi, maupun demografi, dimana secara bersamaan akan memiliki implikasi terhadap proses pengambilan keputusan dalam rumah tangga, fertilitas, dan child outcomes seperti pendidikan dan kesehatan anak (Kaunza et al., 2022; Rossi, 2018; Strassmann, 2017). Dalam mengkaji isu-isu monogami dan poligami, khususnya poligami, memerlukan dasar teori yang kuat karena permasalahan poligami cukup berbeda dengan monogami. Istri-istri dalam pernikahan poligami, sebagai contoh, dapat mengalami jealousy dalam hal afeksi dan sumber materi dari suami (Adam & Mburugu, 1994; Bahari et al., 2021). Untuk itu, kajian pada edisi kali ini bertujuan untuk mendiskusikan latar belakang teori the economics of marriage, khususnya teori pernikahan poligami, dan studi-studi empiris terdahulu sebagai pengantar kajian topik pernikahan lebih lanjut. read more

    Kajian Vol. 1: Menilik Isu dan Urgensi Kesehatan Mental Pekerja Indonesia

    Ekonomika KetenagakerjaanKajian Senin, 13 Maret 2023

    Ditulis Oleh:

    Naufal Mohamad Firdausyan, Ahmad Taqiyuddin, Akmal Shalahuddin, Qisha Quarina
    Bidang Kajian Microeconomics Dashboard
    Laboratorium Ilmu Ekonomi FEB UGM

    Maret 2023

    Ringkasan

    • Isu kesehatan mental pekerja patut mendapatkan perhatian khusus, dikarenakan dampak negatif yang dapat ditimbulkan tidak hanya bagi penurunan produktivitas pekerja itu sendiri, tetapi juga dapat memengaruhi perekonomian secara makro. 
    • Hasil olah data SUSENAS periode Maret 2018-2020 mengindikasikan adanya penurunan persentase gangguan kesehatan mental yang dialami oleh pekerja, baik secara agregat maupun menurut jenis kelamin dan kohor kelahiran. 
    • Kajian ini menemukan perbedaan prevalensi gangguan kesehatan mental yang cukup signifikan berdasarkan generasi, dimana generasi baby boomers memiliki prevalensi gangguan kesehatan mental yang jauh lebih tinggi dibandingkan generasi muda, yaitu gen- Y/Milenial dan gen-Z. 
    • Peranan dan kolaborasi berbagai pihak baik dari pemerintah, pemberi kerja, maupun masyarakat merupakan faktor yang sangat penting dalam mencegah, meminimalisasi,  dan mengatasi permasalahan gangguan kesehatan mental pekerja di Indonesia. 

    Isu Kesehatan Mental Pekerja: Apa dan Kenapa?

    Kesehatan mental menjadi isu yang hangat diperbincangkan beberapa tahun belakangan ini dan tidak kalah pentingnya dengan isu pengangguran yang masih tinggi dalam dunia ketenagakerjaan di Indonesia. Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD) pada tahun 2012 memperkirakan sekitar 20 persen orang dewasa usia kerja memiliki masalah kesehatan mental. Sementara itu, berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2017, pekerja industri kecil dan menengah yang mengalami depresi dan insomnia masing-masing sebanyak 60,6 dan 57,6 persen. Lebih lanjut, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2018 menunjukkan prevalensi depresi bagi PNS/TNI/POLRI/BUMN/BUMD, Pegawai swasta, Wiraswasta, Petani/buruh tani, Nelayan, dan Buruh/sopir/pembantu ruta berturut-turut sebesar 2,4, 4,3, 5,1, 5,5, 6,9, dan 5,8 persen. Sementara itu, prevalensi gangguan mental emosional bagi PNS/TNI/POLRI/BUMN/BUMD, Pegawai swasta, Wiraswasta, Petani/buruh tani, Nelayan, dan Buruh/sopir/pembantu ruta berturut-turut sebesar 3,9, 6,3, 7,0, 9,7, 10,8, dan 9,7 persen. Kondisi ini dapat mengindikasikan bahwa masalah kesehatan mental di tempat kerja masih cukup diabaikan oleh beberapa perusahaan di Indonesia (Memish dkk., 2017).  read more

    123

    Berita Terakhir

    • Monthly Issue: Elderly Trends & Challenges in Yogyakarta, the Most Ageing Region in Indonesia
    • Monthly Issue: Health Economics: Mentally Drop Economically Challenged: Unfolding the Economic Costs of Mental Healthr
    • Kajian Vol.10: Labour Economics – The Vulnerability of Fixed-Term Contract Workers in Indonesia
    • Edisi Khusus Policy Paper Kelas Ekonomika Pembangunan 1 Program Sarjana Population Economics: Efektivitas Kebijakan Kependudukan: Perbandingan Kebijakan Pro-Natalitas di Singapura dan Program Keluarga Berencana di Indonesia
    • EVENT RECAP – Student Participation in National Workshop on Social Protection
    Universitas Gadjah Mada

    Bidang Kajian Microeconomics Dashboard
    Fakultas Ekonomika dan Bisnis
    Universitas Gadjah Mada
    Jln. Sosio Humaniora No.1, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia 55281
    Phone: 081227556133 – Vika
    Email: microeconomics.feb@ugm.ac.id

    © Bidang Kajian Microeconomics Dashboard

    KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY