Universitas Gadjah Mada Bidang Kajian Microeconomics Dashboard
Fakultas Ekonomika dan BIsnis
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Ekonomi Publik
  • Edisi Khusus Policy Paper Kelas Ekonomika Pembangunan 1 Program Sarjana Population Economics: Analisis Efektivitas Kebijakan Insentif Kelahiran di Tengah Krisis Populasi Korea Selatan

Edisi Khusus Policy Paper Kelas Ekonomika Pembangunan 1 Program Sarjana Population Economics: Analisis Efektivitas Kebijakan Insentif Kelahiran di Tengah Krisis Populasi Korea Selatan

  • Ekonomi Publik, Ekonomika Kependudukan, Ekonomika Ketenagakerjaan, Ekonomika Pendidikan, Ekonomika Pernikahan, Publikasi
  • 15 Desember 2025, 09.58
  • Oleh: sarahgratiarabingalingging
  • 0

Penulis: Aisha Sadrina R (1)
Reviewer: Jamilatuzzahro, Qisha Quarina (2), Nawfal Aulia L

(1) Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada;
(2) Bidang Kajian Microeconomics Dashboard, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada

Desember 2025

Highlights:

  • Korea Selatan menghadapi salah satu proses penuaan penduduk tercepat di dunia, ditandai dengan melonjaknya rasio ketergantungan lansia dari 6 persen pada 1975 menjadi 25 persen pada 2023.
  • Fenomena ini terjadi seiring penurunan drastis angka fertilitas, yang pada 2022 mencapai 0,78, terendah di dunia dan jauh di bawah tingkat penggantian populasi. Penuaan populasi membawa konsekuensi luas: menurunnya kapasitas tenaga kerja produktif, meningkatnya risiko kemiskinan lansia, melonjaknya kebutuhan layanan kesehatan, serta beban fiskal yang semakin berat bagi negara.
  • Untuk menghadapi tantangan tersebut, pemerintah Korea Selatan menerapkan kebijakan pro-natalis sejak 2006, dengan paket dukungan finansial, perluasan layanan penitipan anak, cuti orang tua, fleksibilitas kerja, serta subsidi pendidikan dan perumahan.
  • Meski demikian, kebijakan ini hanya memberi dampak sementara terhadap peningkatan angka kelahiran, karena faktor struktural seperti tingginya biaya pengasuhan, ketidakpastian pekerjaan, ketimpangan gender, serta persaingan pendidikan dan pasar kerja tetap menjadi hambatan utama.
  • Berbeda dengan Korea Selatan, Indonesia masih berada pada tahap awal penuaan populasi dengan tingkat fertilitas yang lebih tinggi, meskipun menunjukkan tren penurunan. Tantangan utama Indonesia saat ini bukanlah krisis kelahiran, melainkan bagaimana mengelola bonus demografi, mengurangi kemiskinan, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam konteks ini, kebijakan insentif kelahiran seperti di Korea Selatan belum menjadi kebutuhan mendesak, sementara prioritas kebijakan lebih relevan diarahkan pada pembangunan manusia dan penguatan kesejahteraan sosial.

Policy Paper Population Economics (Aisha)

Tags: SDG 1: Tanpa Kemiskinan SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera SDG 4: Pendidikan Berkualitas SDG 5: Kesetaraan Gender SDGs

Tinggalkan Komentar Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Berita Terakhir

  • Edisi Khusus Policy Paper Kelas Ekonomika Pembangunan 1 Program Sarjana Population Economics: Analisis Efektivitas Kebijakan Insentif Kelahiran di Tengah Krisis Populasi Korea Selatan
  • Kajian Vol.11: Sports Economics: Exploring the Football Player Market in Indonesia’s Super League
  • Monthly Issue: Elderly Trends & Challenges in Yogyakarta, the Most Ageing Region in Indonesia
  • Monthly Issue: Health Economics: Mentally Drop Economically Challenged: Unfolding the Economic Costs of Mental Healthr
  • Kajian Vol.10: Labour Economics – The Vulnerability of Fixed-Term Contract Workers in Indonesia
Universitas Gadjah Mada

Bidang Kajian Microeconomics Dashboard
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Gadjah Mada
Jln. Sosio Humaniora No.1, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia 55281
Phone: 081227556133 – Vika
Email: microeconomics.feb@ugm.ac.id

© Bidang Kajian Microeconomics Dashboard

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY